Rabu, 16 Oktober 2013

Bosan Ditanya "Kapan Kawin?" Begini Jawabnya!

       Jika Anda masih lajang, Anda pasti sudah berulang kali mendengar pertanyaan seperti, "Kok belum kawin, sih?" atau "Kapan kawin?" atau "Kamu sih, pilih-pilih!" Si penanya mungkin tak sadar betapa menjengkelkannya mendengar pertanyaan seperti itu. 
       Mungkin si penanya memang tak bermaksud menyinggung perasaan Anda karena itu memang pertanyaan standar yang akan dilontarkan orang ketika sudah lama tak bertemu. Oleh karena itu, daripada stres karena mendapat pertanyaan yang itu-itu saja, lebih baik Anda mencoba menjawabnya dengan cara yang berbeda. Entah itu dengan mengutarakan pandangan Anda tentang pernikahan atau menanggapinya dengan jokes saja. Yang penting, jawablah dengan tenang, tetapi tetap percaya diri. Nah, berikut jawaban yang bisa Anda berikan:

"Belum ketemu yang seiman. Kalau sudah seiman pun, belum tentu langsung cocok, kan?" 
Jawaban ini akan membuat si penanya respek terhadap kondisi Anda bahwa menemukan pasangan yang seiman adalah prinsip Anda, dan ini jauh lebih elegan daripada menikahi siapa saja karena sudah didesak untuk menikah.

"Yah, gimana dong, dulu aku terlalu lama menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Sekarang, aku lagi sibuk-sibuknya. Tapi aku tetap mencari, kok!"
Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda bersikap realistis dengan kondisi Anda. Anda terlihat percaya diri, tetapi tetap rendah hati. Setiap orang pernah berbuat kesalahan, dan Anda ingin memperbaikinya. Siapa tahu, akibatnya si penanya akan mengenalkan Anda kepada temannya.

"Kalau aku tahu jawabannya, mungkin aku sudah menikah sekarang, dan kamu jadi patah hati!"
Anda bisa mengatakan hal ini jika yang bertanya seorang pria, dan Anda merasa tertarik padanya. Bila ia juga masih lajang, bukan tak mungkin jawaban ini akan membuka peluang baginya untuk menjajaki hubungan dengan Anda.

"Ah, senang juga kok, tetap melajang. Enggak ada yang melarang kalau mau keluar kota, dan enggak perlu kompromi soal apa pun."
Anda menunjukkan bahwa menjadi lajang tak selamanya merugikan atau memalukan. Namun, sampaikan jawaban itu dengan ekspresi yang meyakinkan. Bila tidak, Anda hanya akan dianggap menghibur diri atau bersikap defensif. Kalau Anda memang masih menikmati kehidupan lajang, kalimat ini menjadi cara yang baik untuk menjawab pertanyaan. 

"Aku masih mencari pria beruntung yang akan mendapatkanku...."
Wow... great answer, great sense of humour! Berikan senyuman Anda yang paling menawan dan tunjukkan kepribadian Anda yang menyenangkan. Jawaban ini juga membuat si penanya sadar bahwa perempuan tetap harus mencari pria yang baik dan dapat diandalkan karena Anda pun punya kualitas yang sama. Hanya karena masih lajang, tak berarti Anda desperate.

"Aduh, belum ketemu Mr Right, nih! Cariin, dong!"
Nah, ini jawaban yang akan menguntungkan Anda. Bila Anda memang cukup sibuk sehingga tak terlalu sering meluangkan waktu senggang bersama teman-teman, si penanya akan merasa tergerak untuk mengenalkan Anda dengan teman-temannya. Bahkan, Anda mungkin bisa mendapat kenalan lebih dari satu. Asyik, kan?


"Ya, jelas harus pilih-pilih dong! Kalau tiba-tiba dia ternyata perampok bank, gimana?"
Ini juga jawaban yang asyik karena Anda menanggapi tuduhan "pilih-pilih" tadi dengan humor. Percayalah, sebagai perempuan Anda memang harus memilih pria yang mampu mendampingi Anda seumur hidup. Dan ini tak mungkin dicapai bila Anda tergesa-gesa memutuskan pria yang ingin Anda nikahi. Tentu, pilih-pilih yang dimaksud bukan "pilih yang ganteng, jangkung, kaya, atau terkenal".

      Sekali lagi, apa pun jawaban yang Anda berikan, Anda harus percaya dengan apa yang Anda katakan. Bila Anda "membaca" bahwa percakapan itu akan berlarut-larut, segeralah mengganti topik pembicaraan. Ini memperlihatkan bahwa Anda tak bisa diatur olehnya. Lagipula, jika si penanya tergolong orang yang usil atau gemar mengurusi orang lain, tak ada gunanya meladeninya.

Rabu, 02 Oktober 2013

Met Milad




Semoga akal semakin luas dan cerdas, 
semoga hati semakin bersih dan bijak, 
semoga jasad semakin cekatan dan terampil dalam berbuat kebajikan.... 
Met Milad "Ailin Amala".




Sabtu, 28 September 2013

Tips Cerdas Membagi Waktu Agar Efektif




Untuk Sahabat yang super sibuk dan mempunyai tanggung jawab yang tidak hanya satu, kecerdasan dan kemampuan mengatur dan me-manage waktu agar efektif dan efisien sangat dibutuhkan.

Bersyukurlah apabila Sahabat sudah bisa mengelola waktu Sahabat dengan baik dan efektif. Berikut beberapa tips tambahan bagi Sahabat untuk membagi waktu:

1. Cari tahu kapan tepatnya energi Sahabat berada di level rendah, sedang, atau tinggi. Setiap orang memiliki 'jam' berbeda. Ada yang energinya tinggi di saat subuh, tapi ada juga baru ‘on’ saat tengah malam.

2. Alokasikan pekerjaan Sahabat dengan tingkat kesulitan masing-masing di level yang tepat. Contohnya, pekerjaan membutuhkan kreativitas tinggi dilakukan pada pukul 10 – 12 (jika inilah saatnya energi Sahabat berada di level tertinggi).

3. Kenali grafik kesibukan dalam hitungan waktu. Misalnya, penyerahan laporan kerja selalu berada di akhir bulan sehingga beban pekerjaan lebih berat di minggu ketiga atau keempat. Atau, sebagai dosen, kesibukan akan menumpuk di saat tertentu, contohnya ketika ujian. Sebaliknya, waktu Sahabat akan longgar di waktu tertentu.

4. Jika ada kesibukan khusus di satu pekerjaan, tidak ada salahnya memanfaatkan cuti beberapa hari untuk menyelesaikannya.

5. Lakukan pekerjaan sesuai urutan prioritas.

6. Perbanyak area tugas yang bisa Sahabat rencanakan, sehingga Sahabat lebih mudah menyelesaikan setiap pekerjaan secara bertahap.



Sumber artikel:

bagaimana cara Nembak cewek tomboy

nih dia tipsnya 

TIPS MENDEKATI CEWEK TOMBOY
Posting yang ini agak sedikit berbeda dari tips yang lain, karena kali ini aku mengambil tema “mendekati cewek Tomboy”. Kenapa? Karena aku ingin memberi penjelasan lagi tentang “Cewek Tomboy”.

Buat kalian yang belum ngerti istilah tomboy, aku kasi tau deh. Tomboy artinya cewek yang bersifat dan bersikap seperti laki-laki. Mulai dari cara berpakaian, tingkah laku bahkan pemikiran. “Tapi bukan berarti mereka suka sesama cewek !!!!”. Harus dibedakan antara tomboy dengan lesbi. Biasanya justru cewek yang lesbi itu kelihatan feminim banget. *ngeliat di film-film..*

Dan satu lagi, Karena aku menghargai Cewek, Perempuan, Wanita. Semua makhluk didunia ini berhak mendapatkan cinta, tanpa terkecuali.

Nah, rumor cowok sulit mendekati cewek tomboy sudah menyebar dan menjadi virus bagi otak semua cowok. Dikarenakan hal itu, “Cewek Tomboy” sering kali dihindari oleh para cowok.*(Bodoh..) kenapa? Hanya cowok tersebut yang bisa menjawabnya.

Baiklah, kita masuk ke Topik pembahasan. Mendekati dalam hal ini adalah PDKT buat jadi Pacar, bukan jadi temen biasa. Kalo jadi temen biasa sih gampang banget..!

Pertama, kita bahas dulu aturannya:

Terima dia apa adanya. 
Mostly, cowok selalu berusaha mengubah cewek yang dicintainya menjadi apa yang mereka mau. Tapi, dengan begitu mereka hanya mencintai cerminan diri mereka sendiri. Jadi cintailah dia seperti apa adanya dia. Kalopun dia ingin berubah, pastikan itu berasal dari dirinya sendiri.
Jangan terlalu “Berharap”. 
Jangan terlalu berharap. Ingat, bahwa kekecewaan ada karena kita terlalu berharap. Jadi santai aja. Mikir aja kalo cewek masih banyak, jadi nggak dapet satu, cari lain. Tapi kalo udah dapet satu, jangan cari yang lain…!
Think like her. 
Berpikir seperti target wajib hukumnya. Justru lebih mudah memikirkan apa yang target pikirkan karena mindset-nya udah mirip dengan kita. Jadi nggak usah bingung-bingung cari hadiah apa yang pantas, jaim dan lain-lain. Biar ngalir aja dulu.
Aturan 1 dan 2 adalah aturan umum untuk para cowok dan *berlaku pada semua jenis cewek alias Universal *(pake bahasa orang sono dikit..^_^). Sedangkan aturan 3 adalah khusus untuk topik bahasan kita kali ini.

Lalu apa sih tips-tipsnya untuk mendekati cewek tomboy? Oke deh, ini dia:

Jadilah teman. 
Hal yang pertama harus kamu lakukan adalah menjadi teman yang baik untuknya. Tapi tetep jaga jarak. Bagi cewek tomboy, kesan pertama bukan segalanya, yang penting adalah proses dalam pertemanan itu sendiri. Ngobrol sekali waktu dengannya tentang topik yang disukai adalah awal yang baik. Biasanya sih topiknya nggak jauh dari para cowok, like sport’s. It’s easy, right?
Known her family. 
Cewek tomboy biasanya memiliki keluarga yang unik. Misalnya keluarga yang mayoritas cowok. Jadi lebih mudah masuk ke keluarga macam gitu. Sering-sering aja main ke rumahnya. Tapi ya jangan sering banget, inget waktu yach. Dengan mengenal keluarganya, kamu dapat informan yang super hebat dan akurat. Dan mungkin juga, anggota keluarganya ada yang menyukaimu dan mendorong dia untuk pacaran denganmu, who knows?
Be yourself. 
Jadilah dirimu sendiri. Karena mindset cewek tomboy mirip ma cowok, maka dia bisa tau kalo cowok bersandiwara. Jadi nggak usah jaim atau apalah saat bersamanya. Jangan berusaha membuat ia berkesan pada tindakanmu. Itu sia-sia, dia tak akan pernah terkesan.
Nggak usah pake perantara. 
Kalo mau mendekati cewek tomboy, “berangkatlah” sendiri. Karena biasanya cewek tomboy suka dengan cowok yang lebih kuat mental dari dirinya. Kalo kamu adalah “chicken”, jangan harap dapet cewek tomboy.
Katakan langsung, jangan beri tanda. 
Kebanyakan cewek tomboy tidak seperti cewek umum, kemungkinan mereka mati rasa terhadap sinyal-sinyal cowok. Sekalipun otak mereka mirip dengan cowok. Oleh karena itu kalau mo nembak, katakan langsung. Untungnya kalo nembak cewek tomboy, kalo ditolak nggak akan terjadi apa-apa. Kamu masih bisa temenan ma dia, sama dekatnya dengan sebelumnya. Cewek tomboy biasanya nggak ember. Kalo sama cewek normal, sekali ditolak, disebarin ke masyarakat luas dan jaringan pertemanannya. *pengalaman pribadi*. Malu kan?
Sebenarnya sih mendekati cewek tomboy gampang-gampang susah. Tips ini cuma komplementer aja, *bukan tips cara cepat mendapat pacar tomboy. Keberhasilan tergantung dari usaha dan kreativitas. Intinya adalah tips ini nggak menjamin kalian bisa dapet. Ok?

Senin, 16 September 2013

Hidupku Tak Sepahit Jamu Ibuku



Tak ada yang istimewa dalam hidup Rofan. Dia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Dia mempunyai seorang kakak perempuan, satu adik cewek dan satu adik cowok. Kakak perempuannya sudah memiliki keluarga. Kini, ia sudah kelas 3 STM. Tapi, pikirannya justru terus memikirkan kemanakah kakinya akan melangkah demi uang untuk membantu ibunya. Ia pasti tak tega melihat kedua orang tuanya bekerja keras demi menyekolahkan kedua adiknya.
Rofan tahu bagaimana besar perjuangan kedua orang tuanya demi menyekolahkan ia dan juga adik-adiknya. Setelah lulus nanti, ia ingin bekerja agar bisa membantu keuangan keluarganya. Ibunya hanya penjual jamu, sedangkan ayahnya hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Dari situlah keinginannya begitu besar tertanam dalam hatinya. “Aku harus bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan juga adik-adikku. Aku tak ingin hidupku kelak dengan anak dan istriku seperti apa yang aku alami sekarang dengan kedua orang tua dan juga adik-adikku. Tapi, aku bukannya tidak bersyukur denganmu Ya Allah. Aku hanya ingin menyemangati diriku sendiri, agar aku selalu ingat dengan perjuangan kedua orang tuaku. Aku tahu, inilah cara yang engkau berikan agar aku terpacu dan bersemangat merubah keadaanku dan keluargaku.” Kata Ropan dalam hati.
“Fan, kenapa melamun?” Tanya Ary sambil tersenyum keheranan melihat Rofan melamun. Rofan pun tersenyum malu pada Ary. Mereka adalah dua sahabat yang saling pengertian dan selalu memberi semangat satu sama lain. Rofan dan Ary lah contoh sahabat sejati dalam hidup mereka. Rofan dan Ary pun melanjutkan membaca kembali buku yang dibacanya di perpustakaan. “Aku harus semangat bekerja agar hidupku berubah mejadi lebih baik.” Rofan bersemangat dalam hati.
“Aqila, terima kasih ya, sudah mau menemaniku mengembalikan buku.” Kata Risma pada Aqila. “Iya, tidak apa-apa ko, Ma. Aku malah senang” Kata Aqila sambil menunjukkan senyumnya yang manis. Ia pun melanjutkan mencari buku yang berderet di rak kayu. “Padahal, kemarin kamu sudah ke sini mengembalikan buku.” Risma tersenyum. “Tak apa-apa, aku kan juga ingin membaca buku, Ma.” Jawab Aqila. “Sekali lagi, terimakasih, ya” Ucap Risma. Aqila pun menganggukan kepalanya, dan tersenyum pada Risma.
Mereka pun sibuk mencari buku, dan setelah Risma mendapatkan bukunya, Risma langsung duduk. Kemudian ia disapa oleh seseorang. “Risma..” Sapa Rofan. “Rofan, sering datang kesini?” Tanya Risma yang terkejut bertemu dengan Rofan di perpustakaan daerah. “Iya, sering. Hari ini aku datang sama temanku, Ary.” Rofan menjelaskan. “Iya. Minggu depan ikut kemah di sekolahanku, kan?” Tanya Risma. “Pasti, ko..” Jawab Rofan, sambil mengacungkan jempolnya. Mereka pun terlibat perbincangan. Sedangkan Ary membaca novel di samping Rofan dengan mimik serius mengikuti alur ceritanya.
“Ma, Ini novelnya bagus. Nanti kamu pinjam, ya?” Kata Aqila pada Risma, kemudian ia duduk di sampingnya. “Iya..”, Jawab Risma. Aqila dan Risma pun larut dalam buaian cerita buku yang ada di tangan mereka. Rofan pun beranjak berdiri dari tempat duduknya. Rofan terus mengarahkan pandangannya ke arah Aqila. Sepertinya, ada perasaan yang merasuk ke dalam batinnya. Ia terus menatap gadis cantik itu. Gadis berambut panjang, pendiam, kalem dan manis. Ingin sekali ia berkenalan dengannya. Tapi, ada perasaan malu terhadap gadis itu.
“Aku ingin sekali Risma mengenalkan aku dengan temannya itu. Kenapa perasannku jadi tidak karuan seperti ini, ya?” Kata Rofan mengusap kepalanya sambil tersenyum. “Hei, ngelamunin apa?” Ary mengagetkan lamunan Rofan. “Ah…, Ary. Tidak apa-apa.” Jawab Rofan tersipu malu. Gadis yang cantik dan manis. Padahal aku sudah sering bertemu dengannya di perpustakaan ini. Tapi, kenapa baru sekarang rasa tertarik itu ada, ya?
Setelah pulang dari perpustakaan, Rofan pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk membuat jamu ibunya. Sepanjang perjalanan dengan menaiki sepeda pancalnya, bayangannya masih tertuju pada Aqila. Perasaanya menjadi berbunga-bunga. Ia begitu semangat mengayuh sepedanya meski terik matahari menyengat kulit tubuhnya. Sepertinya, ada semangat baru yang membasahi jiwanya, kesejukan yang begitu nikmat.
Rofan semakin keasyikan untuk berkunjung ke perpustakaan usai pulang sekolah. Ia ingin sekali bertemu dengan gadis itu. Ingin menatapnya, dan menghilangkan rasa gemuruh di hatinya. Rasa yang membuatnya tidak tenang. Perasaan yang membuatnya semangat menjalani hari-harinnya. “Mungkin, aku telah jantuh cinta pada gadis itu. Tapi, gadis itu sepertinya cuek.” Kata Rofan dalam hati. Aqila memang gadis pendiam. Hal itulah yang membuat Ropan enggan untuk menyapanya. Ia merasa takut dan gugup dengan perasaaannya. “Bagaimana, ya. Agar aku bisa mengenalnya lebih dekat?” Pikir Rofan.
Rofan pun memberanikan diri bertaya kepada Risma. Kemudian Risma pun memeberikan nomor hp Aqila. Tetapi, sejak mereka sering berbicara via sms, justru mereka berdua tidak pernah bertemu di perpustakaan. Mereka terlalu sibuk dengan bimbingan untuk menghadapi ujian. Rofan pun didera kerinduan yang teramat dalam pada Aqila. Gadis itu telah memikat hatinya. Ingin sekali ia bertemu dengannya kembali. Setelah mereka sering sms, tentu saat bertemu mereka akan terlibat obrolan secara langsung. Tetapi, saat Rofan di perpustakaan, ia tak mendapati Aqila ada di sana.
Rofan semakin takut jika tak bisa bertemu dengan Aqila kembali. Sebentar lagi mereka ujian dan mungkin Aqila kerja atau kuliah. Tentu mereka tidak akan bertemu kembali. Rofan memendam perasannya terhadap Aqila. Ia ingin sekali mengatakannya pada Aqila, kalau ia menyukainya. “Mungkin, perpustakaan ini hanya akan menjadi kenanganku dengan Aqila.” Kata Rofan. Ia pun membuka buku yang ada di hadapannya, dan mencoba larut dalam buaian penulisnya.
Tiba-tiba, suara derat pintu depan terdengar. “Aqila…” Kata Rofan dalam hati. Detak jantungnya berdegup keras, Tiba-tiba jiwanya menjadi dingin. Kesejukan menerpa wajahnya. Hatinya menjadi sumringah. Ia kagum dengan Aqila, sekarang dia sudah berubah. Jauh lebih cantik dengan Jilbab putihnya. Tapi, Aqila langsung menuju rak yang berisi majalah. Kemudian ia duduk di sebelah timur. Sedangkan Rofan dan Ary duduk di sebelah barat. Rofan hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Ia tak berani untuk mendekati Aqila, dan mengajaknya berbicara.
Aqila memang gadis yang sedikit cuek. Bahkan ia tak mengenali Rofan, orang yang selama ini sms dia. Rofan sangat senang bisa bertemu dengan Aqila setelah lama ia tidak bertemu dengannya. Tetapi, ia tak berani untuk menghampiri tempat duduknya. Padahal, ia ingin sekali berbicara langsung dengannya. “Sekarang, dia sudah berbeda. Jauh lebih cantik berbalutkan baju tertutup. Tidak seperti dulu, ketika ia memakai seragam osisnya. Roknya terlihat sepan dan ngepas. Sekarang, dia jauh lebih cantik dan anggun.” Gumamnya dalam hati yang sedang sumringah.
“Kini, Rofan dan Aqila sudah menjalani hidupnya masing-masing. Setelah kelulusan mereka berdua terpisah. Rofan bekerja di Surabaya, dan Aqila pun juga bekerja. Mereka pun tidak pernah bertemu. Rofan sudah pernah mengatakan kepada Aqila bahwa dia menyukainya. Tetapi, Aqila mengatakan bahwa ia ingin bersahabat degannya. Rofan pun menyadari, mungkin Aqila bukanlah wanita yang kelak akan menjadi jodohnya. Tapi, ia masih saja menyimpan perasannya terhadap Aqila.
Meskipun mereka berjauhan, tetapi mereka tetap berkomunikasi dengan baik. Rofan tak ingin memaksa seseorang untuk membalas perasannya. Dengan bersahabat dengan Aqila, ia merasa senang karena bisa dekat dengan orang yang ia sayangi dan cintai. Meski ada perasaan sedih dan kecewa, tetapi ia mencoba untuk menerimanya. Ia sadar siapa dirinya, ia hanya anak dari seorang penjual jamu. “Mana mungkin Aqila mau denganku.” Kata Rofan.
Ia berusaha melupakan pengalaman pahit yang ia alami. Perasan sedih ketika ia harus merelakan cintanya pergi. Tetapi, cinta untuk Aqila akan tetap ada di hatinya. Jika memang Allah berkenan menyatukan cinta ku, dan ia akan menganugerahkan cinta di hati Aqila dan akan diberikannya padaku, aku pasti bahagia. Semua itu adalah kehendak-Nya. Jika memang sekarang seperti itu adanya, aku dan Aqila hanya bersahabat.
Mungkin, suatu saat Allah akan memepertemukan kita dalam ikatan yang berbeda. Aku selalu berdo’a untuk kebaikannya. Dengaku atau bahkan tidak denganku, atau bahkan akan menjadi milik orang lain untuk selama-lamanya. Tapi, aku tak bisa menghilangkan perasannku terhadap Aqila. Biarlah cinta ini bersemayam di sanubariku. Kelak, jika Allah menggantikannya dengan orang lain di hatiku, aku pasti bisa melupakannya. Tapi, rasanya sulit bagiku untuk menerimanya.
Rofan pun memutuskan untuk fokus dengan pekerjannya. Ia tak ingin larut memikirkan perasaanya terhadap Aqila. Belum tentu Aqila juga memikirkan perasan Rofan terhadapnya. Rasa cintanya yang begitu besar terhadap Aqila. Rasa yang sulit untuk hilang dari hatinya. Namanya telah melekat dalam batinya. Bahkan ia sangat yakin suatu saat ia akan bersanding dengannya. Hati Rofan tetap yakin akan keinginannya.
Keinginan Rofan untuk bisa hidup dengan Aqila telah mendapat jawaban dari Allah. Perlahan-lahan, ada rasa cinta tumbuh di hati Aqila. Perasan takut Rofan dahulu telah menyemangatinya untuk bekerja keras demi mendapatkan hati Aqila. Setelah ia bekerja dan sukses membuka sebuah usaha, ternyata ia juga mendapatkan hadiah yang tak terduka. Rofan kembali menyatakan cintanya pada Aqila. Dan Aqila pun bersedia menerima cintanya.
Kerja kerasnya selama ini berhasil. Ia telah merubah kehidupan kedua orang tuanya. Dulunya, mereka hanyalah seorang penjual jamu dan kuli bangunan. Tapi, tekadnya untuk menjadi orang yang berhasil terpatri kuat dalam hatinya. Kini, ia bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Bahkan, kehidupan mereka jauh lebih baik dari sebelumnya.
Rofan sangat bahagia memiliki seorang istri yang selama ini ia inginkan. Rasa cintanya yang tak pernah hilang meski Aqila tetap pada pendiriannya untuk bersahabat dengannya. Tapi, perlahan-lahan hatinya luluh dan ia menerima cinta Rofan. Keinginannya yang keras telah merubah hidupnya menjadi lebih baik. Semua itu karena ia tak ingin keluarganya terus-terusan hidup dalam kesusahan. Ia ingin hidupnya jauh lebih baik dari kedua orang tuanya.
Rofan ingin hidupnya tak sepahit jamu ibunya. Orang lain menyebutnya dengan jamu pahitan. Biasanya mereka suka membeli dari ibunya. Dulu, ia juga yang sering ke pasar membeli bahan untuk membuat jamu pahitan itu. Kini, ibunya tak usah lagi berjualan jamu. Semua kerja keras Rofan sudah bisa membantu menghidupi keluarganya. Bahkan ia juga membuaka sebuah usaha dan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Kini, cinta dan semuanya telah ia miliki.
Selesai
Cerpen Karangan: Choirul Imroatin